Kamis, 16 Juli 2020

Mitigasi Bencana – Pengertian, Tujuan, Jenis & Tahapan

Mitigasi Bencana – Tinggal di daerah rawan terhadap berbagai potensi bencana alam, seharusnya menuntut warga Indonesia melek terhadap penanggulangan bencana. Perihal solusi terhadap bencana juga telah diatur dalam PP No.21 tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Namun bagi yang masih awam, tentu asing dengan istilah mitigasi bencana.
Apa pengertian, tahapan-tahapan, tujuan, kegiatan, hingga contoh mitigasi bencana? Berikut berbagai uraiannya untuk menambah pengetahuan kita.


Pengertian Mitigasi Bencana

Berdasarkan Pasal 1 ayat 6 PP No.21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana adalah rangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana. Upaya tersebut dilakukan baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran, serta peningkatan kemampuan menghadapai ancaman bencana.
Definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam serta mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Penyebabnya bisa dari faktor alam dan atau faktor non-alam, hingga faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, hingga dampak psikologis.
Bencana dapat berupa kebakaran, gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, longsor, banjir, badai tropis, el nino dan la nina, serta lainnya.
Secara umum, pengertian mitigasi adalah usaha untuk mengurangi dan/atau meniadakan korban serta kerugian yang mungkin saja timbul. Maka diperlukan perhatian pada tahap sebelum terjadinya bencana. Terutama pada kegiatan penjinakan atau peredaman.
Pada prinsipnya, mitigasi harus dilakukan untuk semua jenis bencana. Baik bencana alam (natural disaster) maupun man-made disaster atau bencana akibat perbuatan manusia.

Tujuan Mitigasi

Bencana bisa terjadi kapanpun dan dimanapun dan dapat menimbulkan kerugian hingga korban manusia. Tujuan utama mitigasi adalah untuk mengurangi risiko serta dampak bencana. Adapun tujuan lain dari mitigasi antara lain:
  • Menekan risiko dan/atau dampak yang mungkin terjadi karena suatu bencana. Misalnya tentang korban jiwa, kerugian ekonomi, serta kerusakan sumber daya alam.
  • Pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan di suatu tempat dengan pertimbangan potensi bencana yang akan terjadi.
  • Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi risiko dan dampak bencana.

Jenis-Jenis Mitigasi

Secara umum, mitigasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni mitigasi struktural dan non-struktural. Mengacu pada arti mitigasi yang sudah dibahas sebelumnya, adapun jenis-jenis mitigasi sebagai berikut:

1. Mitigasi Struktural

Mitigasi struktural merupakan upaya dalam mengurangi risiko bencana dengan melakukan pembangunan prasarana fisik. Prasarana fisik yang dibangun harus memiliki standar spesifikasi tertentu dan memanfaatkan teknologi. Beberapa contoh yang bisa dipelajari misalnya:
  • Penggunaan sistem peringatan dini untuk memperkirakan adanya tsunami
  • Membuat struktur bangunan yang tahan terhadap gempa
  • Menggunakan alat deteksi aktivitas gunung berapi
  • Pembangunan kanal untuk mencegah banjir
Mitigasi struktural lebih mengedepankan tindakan mengurangi kerentanan terhadap bencana, yakni dengan melakukan rekayasa bangunan yang tahan bencana. Struktur bangunan yang tahan bencana yang dimaksud adalah yang tidak mengalami kerusakan berarti dan membahayakan manusia jika terjadi bencana.

2. Mitigasi Non-Struktural

Merupakan upaya mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi melalui peraturan tertentu atau kebijakan. Beberapa contoh mitigasi non struktural adalah:
  • Larangan membuang sampah ke sungai, saluran air, selokan
  • Mengatur secara baik tata ruang kota sesuai peruntukannya
  • Mengatur kapasitas dalam pembangunan masyarakat
Mitigasi non-struktural lebih berhubungan dengan pembuatan kebijakan dan peraturannya yang bertujuan mencegah terjadinya risiko bencana.

Tahapan-Tahapan Mitigasi Bencana

Penanganan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan siklus waktunya, yaitu:

1. Upaya Mitigasi

Mitigasi dilakukan sebagai tahapan awal penanggulangan bencana alam untuk memperkecil atau mengurangi dampak bencana. Mitigasi juga bisa berarti kegiatan sebelum bencana alam terjadi.
Contohnya membuat peta wilayah yang rawan akan bencana, membuat bangunan atau hunian tahan gempa, menanam pohon bakau untuk mengurangi abrasi, penghijauan hutan, memberikan penyuluhan agar kesadaran masyarakat meningkat terhadap bencana.

2. Kesiapsiagaan

Kesiapan dan kesiagaan diperlukan ketika merespon terjadinya bencana. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang sebelumnya pernah terjadi serta bencana lain yang kemungkinan terjadi. Tujuannya agar korban jiwa dan kerusakan sarana-prasarana dapat dihindarkan.

3. Tanggap

Dalam menghadapi bencana, diperlukan upaya tanggap untuk meminimalkan bahaya akibat bencana. Tahap ini berlangsung sesaat pasca bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus upaya pertolongan korban serta antisipasi kerusakan akibat bencana.

4. Pemulihan

Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat seperti sediakala. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban dan membangun kembali sarana-prasarana yang rusak. Selain itu, evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana juga perlu dilakukan.

Kegiatan dalam Mitigasi Bencana

Berdasarkan siklus waktunya mitigasi bencana memiliki empat kategori. Dari empat kategori tersebut terdapat kegiatan yang mengacu pada arti mitigasi, antara lain:
  • Mengenalkan serta memantau risiko bencana
  • Merencanakan partisipasi penanggulangan terhadap bencana
  • Menyuluhkan kesadaran bencana pada masyarakat
  • Melakukan upaya-upaya fisik, non-fisik, dan mengatur penanggulangan bencana
  • Identifikasi dan pengenalan sumber ancaman bencana
  • Memantau penggunaan teknologi tinggi
  • Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkungan hidup
Bagian terpenting dalam penerapan mitigasi bencana adalah pemahaman mengenai sifat bencana. Sebab setiap tempat memiliki berbagai tipe bahaya yang berbeda-beda. Misalnya ada beberapa daerah yang sangat rawan banjir dan ada daerah lain yang rawan gempa bumi.
Sebagian besar negara-negara di dunia sangat rentan terhadap kombinasi bencana. Maka dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap berbagai bahaya tersebut.



Contoh Mitigasi Bencana

Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang rawan bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, hingga bencana letusan gunung berapi. Berikut ini beberapa contoh upaya dalam melakukan mitigasi yang biasanya dilakukan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
  • Mitigasi Tsunami
    • Menggunakan sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberikan peringan untuk mencegah jatuhnya korban
    • Sistem peringatan tsunami internasional
    • Sistem peringatan tsunami regional
  • Mitigasi Bencana Gempa Bumi
    • Sebelum Gempa
      • Membangun hunian/bangunan yang sesuai aturan tahan gempa
      • Kenali lokasi bangunan tempat tinggal
      • Tempatkan perabot di area proporsional
      • Siapkan peralatan khusus dalam 1 kotak, seperti P3K, makanan instan, senter, dll
      • Periksa penggunaan gas dan listrik
      • Catat nomor-nomor penting
      • Kenali jalur evakuasi
      • Ikuti kegiatan simulasi mitigasi gempa
    • Ketika Gempa
      • Tetap bersikap tenang
      • Hindari sesuatu yang kemungkinan dapat roboh. Jika memungkinkan, berlari ke tanah lapang
      • Perhatikan tempat anda berdiri karena kemungkinan ada retakan tanah
      • Turun dari kendaraan dan jauhi pantai
    • Pasca Gempa
      • Gunakan tangga biasa dan cepat keluar bangunan
      • Periksa sekitar. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama
      • Hindari berada di dekat atau di dalam bangunan yang berpotensi roboh
  • Mitigasi Bencana Tanah Longsor
    • Hindari daerah rawan longsor atau jangan membangun pemukiman di daerah rawan longsor
    • Mengurangi tingkat keterjelan lereng agar tidak rentan longsor
    • Menggunakan sistem terasiring dengan drainase yang tepat
    • Penghijauan dengan menanam tanaman berakar dalam
    • Mendirikan bangunan dengan pondasi kuat
    • Menutup rekahan di atas lereng agar air tidak cepat masuk
    • Relokasi (untuk beberapa kasus khusus)
  • Mitigasi Bencana Banjir
    • Sebelum Banjir
      • Penataan terhadap daerah aliran sungai
      • Pembangunan sistem peringatan dan pemantauan banjir
      • Tidak membangun rumah atau bangunan lain di bantaran sungai
      • Buang sampah di tempatnya/tidak membuang sampah di sungai
      • Pengerukan sungai secara intens
      • Penghijauan area hulu sungai
    • Saat Banjir
      • Matikan listrik
      • Mengungsi ke daerah yang aman
      • Jangan berjalan di daerah dekat saluran air
      • Menghubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana
    • Sesudah Banjir
      • Membersihkan rumah
      • Menyiapkan air bersih agar terhindar dari diare dan penyakit pasca banjir lainnya
      • Waspada terhadap sebaran binatang berbisa atau penyakit yang kemungkinan mewabah pasca banjir
      • Selalu waspada terhadap banjir susulan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian dan Jenis-Jenis Satwa Harapan

A. Pengertian Satwa Harapan  merupakan semua jenis hewan yang bisa menghasilkan bahan baku atau jasa, dan bermanfaat dari segi ekonomis maup...