مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم
"Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Satwa Harapan merupakan semua jenis hewan yang bisa menghasilkan bahan baku atau jasa, dan bermanfaat dari segi ekonomis maupun nonekonomis ketika dipelihara. Budi daya satwa harapan adalah usaha memelihara binatang alternatif atau selain binatang yang dipelihara/diternakkan tersebut dan diharapkan apabila diusahakan dapat menghasilkan bahan dan jasa yang memiliki potensi ekonomi seperti ternak (Tim Kemdikbud 2017, hlm. 98).
B. Kelebihan Satwa Harapan
Mengapa hewan alternatif atau satwa harapan yang dipilih? Sudah banyak masyarakat yang membudidayakan ayam, kambing, dan sapi untuk sumber pangan manusia. Sementara satwa harapan masih menyimpan banyak potensi yang belum dimaksimalkan sebagai sumber bahan baku industri, pakan, atau hewan laboratorium.
Selain memiliki kesempatan yang masih terbuka luas, saat kita memilih untuk beternak satwa harapan maka kita juga memilih untuk menjadi inovator yang berkolaborasi dengan peternak konvensional yang sudah ada. Bukan menjadi pesaing yang berpotensi menyaingi peternak lain.
Satwa harapan yang dipelihara juga mempunyai beberapa kelebihan. Di antaranya adalah siklus hidup pendek, jarang terkena penyakit, murah biaya peternakannya, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan dan pakan yang diberikan.
Lalu sebetulnya hewan seperti apa yang masuk ke dalam jenis satwa harapan? Berikut adalah pemaparannya.
C. Jenis-Jenis Satwa Harapan
Satwa harapan dipelihara masyarakat dengan alasan yang beragam. Salah satunya sebagai pekerjaan sampingan karena cukup memungkinkan untuk dilakukan berbarengan dengan pekerjaan utama, serta memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan penghasilan. Berikut adalah beberapa contoh satwa harapan yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia.
1. Cacing Tanah
Cacing tanah atau lumbricus terrestris dapat berukuran panjang 9 hingga 30 cm tergantung pada banyak ruas badan, umur, dan mutu pakannya. Hewan cacing tidak punya tangan, kaki, ataupun mata. Di dunia ini, ada sekitar 2.700 jenis cacing tanah.
Satwa harapan ini dapat hidup jika tersedia oksigen, air, pakan, dan suhu yang cocok. Jika keempat kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, cacing akan berpindah dan mencari tempat yang memenuhi kebutuhannya. Dalam setiap hektare tanah dapat ditemui lebih dari satu juta cacing tanah.
Cacing tanah membuat lubang menembus kedalaman dan mencampur bagian bawah dengan bagian permukaan tanah. Kotoran cacing tanah mengandung nitrogen unsur hara penting bagi tanaman. Kotoran cacing membantu mengikat partikel tanah menjadi agregatagregat sehingga membuat struktur tanah menjadi baik.
Cacing tergolong binatang berdarah dingin. Binatang ini dapat menumbuhkan ekor baru namun tidak dapat menumbuhkan kepala baru jika bagian tersebut terpotong. Bayi cacing tidak dilahirkan, tetapi berada dalam kokon berukuran lebih kecil dari sebutir beras.
Meskipun tidak punya mata, cacing dapat menangkap sinar, khususnya pada bagian tubuh terdepan (kepala). Cacing cenderung menghindari sinar, karena kulit cacing akan menjadi kering jika terekspos sinar dalam waktu lama (sekitar satu jam). Jika kulit cacing kering, ia akan mati.
Cacing tergolong binatang hermaprodit atau berkelamin ganda, sehingga mempunyai organ jantan maupun betina. Cacing kawin dengan cara menyatukan bagian clitellum (bagian membengkak di dekat kepala pada cacing dewasa) dan bertukar sperma. Setiap cacing kemudian membentuk selubung telur dalam clitellum.
2. Jangkrik
Jangkrik atau cengkerik adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang serta memiliki tubuh rata dan antena yang panjang. Pada malam hari kita pasti pernah mendengar suara khas dari jangkrik. Suara khas itu dikeluarkan oleh jangkrik jantan untuk menarik perhatian betina dan menolak jantan lainnya. Suara jangkrik akan semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.
Terdapat kurang lebih 123 jenis jangkrik di Indonesia. Jenis Gryllus testaclus dan Gryllus mitratus banyak dibudidayakan untuk pakan burung dan ikan. Menurut keyakinan masyarakat, burung yang makan jangkrik akan menjadi lebih rajin berkicau. Sementara ikan Arwana yang makan jangkrik tubuhnya akan menjadi lebih indah berkilau.
Di habitat aslinya, jangkrik hidup aktif di malam hari. Artinya, kegiatan mencari makan, mengerik, dan kawin dilakukan pada malam hari. Oleh karena itu, lingkungan budi daya jangkrik harus dibuat gelap agar jangkrik terus melakukan aktivitas. Pada siang hari, jangkrik akan mencari perlindungan di lorong/lubang tanah, di bawah batu, atau di bawah tumpukan material, seperti genteng, kayu, dan material lainnya.
Makanan jangkrik di alam adalah bermacam-macam tumbuhan, seperti krokot, dan tanaman pertanian seperti tanaman sayuran dan palawija. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda seperti daun dan pucuk tanaman.
Lama siklus hidup jangkrik bervariasi menurut jenisnya. Untuk semua jenis, umur jantan lebih pendek dibandingkan dengan umur betina. Sebagai gambaran, umur jantan dewasa jenis Gryllus mitratus hanya 78 hari, sedangkan umur betina dewasa dapat mencapai 105 hari. Ukuran tubuh jangkrik betina lebih panjang dibandingkan ukuran tubuh jantan. Budidaya jangkrik pada umumnya ditunjukkan untuk menghasilkan telur untuk dijual ke peternak lain dan jangkrik dewasa sebagai pakan burung dan ikan.
3. Lebah Madu
Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni. Setiap lebah memiliki tugas khusus yang sangat penting bagi kelangsungan hidup koloninya. Di dalam sebuah sarang koloni terdapat tiga anggota masyarakat lebah, yakni seekor lebah ratu, ratusan lebah jantan, dan ribuan lebah pekerja.
Setiap jenis lebah memiliki ciri fisik dan tugas yang berbeda-beda.
Lebah pekerja berpantat runcing dan bersengat. Tugas lebah pekerja bergantung pada tingkatan umurnya, dari muda sampai tua, yaitu sebagai perawat, penghubung di dalam sarang, penjaga sarang, perintis atau pencari tempat yang menghasilkan pakan (bunga), pencari pakan, dan pembuat sarang.
Lebah ratu berbadan panjang, berpantat runcing, dan bersengat, tugasnya bertelur. Setelah kawin satu kali, lebah ratu segera masuk sarang dan bertelur seumur hidup. Selama tidak ada yang mengganggu dan belum aa ratu baru yang muncul, lebah ratu akan terus berada di sarang.
Lebah jantan berpantat tumpul dan tidak bersengat. Lebah jantan bertugas membuahi sang ratu dan menjaga. Selain itu lebih jantan tidak memiliki tugas lain karena tidak memiliki sengat atau ngengat.
Spesies yang paling penting untuk diternak atau dipanen hasil madunya adalah:
lebah madu Apis mellifera dari Eropa,
Apis adonsonii atau Apis unicolor dari Afrika, dan
Apis dorsata dan Apis indica dari Asia.
Selain madu, lebah juga menghasilkan lilin.
Di habitat alaminya, lebah membangun sarang di dahan atau cabang-cabang pohon besar. Sarang bagian atas untuk menyimpan madu, dan bagian bawah untuk mengerami telur.
Lebah madu banyak dipelihara masyarakat desa di sekitar hutan dengan menggunakan gelodok dari batang kelapa atau randu. Satu sisir sarang lebah dapat menyimpan 15-20 kg madu dan 3-4 kg lilin.
4. Ulat Sutra
Ulat sutra liar (Attacus atlas) adalah salah satu serangga berukuran besar yang banyak ditemukan di hutan-hutan tropis dan subtropis, seperti di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Selatan China, Thailand dan Indonesia.
Attacus atlas termasuk hewan polivoltin yang artinya hewan ini dapat hidup sepanjang tahun. Ulat sutra juga termasuk serangga polifagus yang dapat hidup pada 90 golongan tumbuhan yang bisa dimakan oleh larva. Ulat sutra adalah hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.
Tugas Individu!
Sebutkan minimal 2 jenis satwa harapan selain yang ada di materi diatas, beserta ciri-cirinya.
dikerjakan secara individu pada buku tulis masing-masing.
Pengertian Pengemasan Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi serta berguna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakankerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya
Tujuan Pengemasan Kemasan memenuhi syarat keamanan dan
kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya
dari produsen ke konsumen. Kemasan dapat mendukung program pemasaran.
Melalui kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan
sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan
laba perusahaan.
Manfaat Pengemasan Produk-produk yang dikemas biasanya lebih
bersih, menarik, dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan
membedakan produknya (ciri pembeda produk). Kemasan yang menarik dapat memikat dan menarik
perhatian konsumen (menambah daya tarik produk). Kemasan dapat menambah nilai jual produk.
Jenis Bahan Kemasan Kertas
Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang
pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan
kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti
plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan
penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas adalah sifanya
yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara
lingkungan. contoh kemasan kertas
Kemasan Kayu
Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang
diketahui oleh manusia dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai
macam produk padat seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet,
peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam
jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga
banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya hutan penghasil kayu.
contoh kemasan kayu
Kemasan Plastik
Kemasan yang paling banyak kita temui adalah
kemasan plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal
adalah polietilen, polipropilen, poliester, nilon, dan vinil
film.
Kerajinan bahan keras adalah produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras, solid, kuat, padat, dan tidak mudah untuk diubah bentuknya (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 46). Produk kerajinan dari bahan keras dapat dibuat dari bahan alam dan bahan buatan.
Keragaman jenis bahan kerajinan bahan keras dapat kita lihat dari berbagai produk-produk yang tersebar di berbagai daerah perkotaan dan pelosok desa. Contohnya, kerajinan dari bahan keras kayu, bambu, rotan, kaleng, kaca, dan sebagainya. Pasar lokal maupun impor telah mendominasi penggunaan bahan keras tersebut sebagai bahan kerajinan.
Kehadiran kerajinan bahan keras daya pikat dan keunggulan, terutama untuk konsumen yang mengejar keindahan klasik. Misalnya, bagaimana wilayah Jepara, Indonesia yang banyak menghasilkan kerajinan ukir kayu yang telah memikat pangsa dunia dengan mahakaryanya yang luar biasa indah dengan segala kerumitan detailnya.
Indonesia memang kaya akan budaya benda-benda kerajinan sebagai hasil budaya daerah. Selain itu, negeri ini juga menghasilkan banyak bahan alam yang dicari-cari oleh bangsa asing. Sehingga, kerajinan bahan keras dapat menjadi alat untuk memperkenalkan keragaman budaya Nusantara.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya bagi kita untuk memanfaatkan dan melestarikan daya tarik dari benda kerajinan setiap daerah ini memiliki corak dan bentuk yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas ini. Sehingga, kita dapat melestarikan budaya serta turut memajukan perekonomian bangsa melalui berkerajinan dengan bahan keras.
Berikut adalah berbagai pemaparan, pembahasan, contoh, cara, alat, bahan, serta proses dalam membuat kerajinan bahan keras, dimulai dari prinsip pembuatannya terlebih dahulu.
Prinsip Kerajinan Bahan Keras
Pengetahuan dalam keragaman bahan dan alat serta teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan bahan keras merupakan cermin dari kepiawaian perajin dalam penciptaan karyanya. Salah satu pengetahuan umum dan mendasar yang harus diketahui untuk menciptakan kerajinan bahan keras adalah prinsip kerajinan bahan keras. Adapun prinsip pembuatan kerajinan bahan keras adalah sebagai berikut.
1. Keunikan Bahan Kerajinan Bahan Keras
Seperti kerajinan bahan lunak, keunikan bahan kerajinan masih menjadi salah satu prinsip yang harus diperhatikan dalam membuat kerajinan bahan keras. Bahan yang dapat digunakan untuk menciptakan kerajinan bahan keras dapat dibuat dari bahan alam, bahan buatan, dan bahkan bahan limbah seperti bahan limbah organik, dan bahan limbah anorganik.
Tampak bahwa bahan dapat didapatkan dari mana saja. Seorang perajin hanya memerlukan ketekunan untuk dapat menciptakan sebuah produk kerajinan yang dapat dinikmati banyak orang dan bernilai jual. Selain itu, keunikan bahan kerajinan akan menambah nilai ekonomis dan daya tarik. Meskipun bahan fosil kayu atau kayu jati premium tampak sangat menggugah, bahan murah seperti limbah juga dapat memberikan daya tarik tersendiri berupa semangat pelestarian alam.
2. Keragaman Muatan Nilai dalam Produk Kerajinan Bahan Keras
Banyaknya macam bentuk produk kerajinan tidak lepas dari gagasan atau ide manusia yang dapat berawal dari suatu pemikiran dan kehendak melalui tindak cipta karsa. Selanjutnya, cipta karsa tersebut menghasilkan seperangkat karya secara fisik namun mengandung muatan pesan tertentu pula. Oleh sebab itu pesan yang dapat kita ciptakan atau picu (dirasakan penikmatnya) dapat dipilah menjadi:
Produk dengan nilai fungsional.
Produk dengan nilai informatif.
Produk dengan nilai simbolik.
Produk dengan nilai prestise (wibawa)
Memperhatikan dan mempertimbangkan seperti apa muatan yang dibawa oleh produk akan menentukan kualitasnya pula. Jika kita ingin membuat produk yang memiliki fungsional, maka salah kaprah jika kita malah sibuk dengan nilai simboliknya, begitu pun sebaliknya.
Namun, tentunya pernyataan kesalahan di atas hanyalah patokan kasar semata. Bisa jadi suatu produk dapat diciptakan melalui perpaduan beberapa nilai. Perlu menjadi catatan bahwa biasanya produk kerajinan yang berhasil biasanya hanya memiliki jenis nilai minim namun benar-benar mengena (sederhana namun apa yang ingin disampaikan jelas).
3. Aspek Rancangan dalam Produk Kerajinan Bahan Keras
Proses pembuatan sebuah produk kerajinan tidak terlepas dari salah satu unsur penting yaitu bagaimana melakukan pertimbangan saat membuat rancangan yang dapat melibatkan berbagai aspek teknologi serta mengandung tanggung jawab terhadap budaya bangsa Indonesia. Produk kerajinan mengandung banyak faktor yang perlu menjadi bahan acuan dan pertimbangan.
Adapun faktor-faktor permasalahan objektif yang diperlukan untuk diketahui sebelum perancangan adalah sebagai berikut:
Faktor Teknis yang meliputi: metode produksi yang handal, penerapan daya mesin atau manual, dan, tingkat kemahiran sumber daya manusianya.
Faktor Ekonomis, yakni: pemasaran yang tahan persaingan, sistem pemasokan atau distribusi, kebijakan penciptaan (hak cipta), nilai jual dan keberadaan suku cadang (sumber daya bahan dan alat), serta selera masyarakat terhadap produk tersebut.
Faktor Ergonomis: kenyamanan, keamanan, kesesuaian, dan kepraktisan.
Faktor Sains dan Teknologi: terdapat unsur kebaruan atau temuan baru (inovasi atau modifi kasi), selalu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.
Faktor Estetika: menampilkan bentuk keindahan, memiliki daya pikat, terjadi keserasian, penggarapan yang rinci/detail, perupaan atau pewarnaan, kesan atau gugahan yang ditampilkan.
Faktor Kondisi Lingkungan: nilai budaya, kondisi lingkungan atau wilayah setempat.
Jenis dan Karakteristik Kerajinan Bahan Keras
Terdapat dua jenis utama dari bahan untuk kerajinan bahan keras, yaitu bahan keras alami dan bahan keras buatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis bahan keras untuk kerajinan.
Bahan Keras Alam
Bahan keras alam adalah bahan untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam sekitar dan merupakan sumber daya alam baik hutan, bumi, maupun perairan di alam, misalnya di bentang alam Indonesia (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 12). Misalnya kayu, bambu, batu, rotan dan sebagainya.
Kebanyakan orang memilih benda keras untuk produk fungsional yang membutuhkan penggunaan dalam waktu jangka panjang. Karena kerajinan yang terbuat dari benda keras memiliki kecenderungan kuat dan tahan lama bahkan bertahun-tahun lamanya. Selain itu, bahan keras alam memiliki daya tarik tersendiri karena keaslian dan keistimewaan bahan asli yang natural dari alam.
Berikut adalah beberapa contoh bahan yang termasuk bahan keras buatan dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan adalah kayu, bambu, dan rotan yang akan dijelaskan karakteristiknya di bawah ini.
1. Kayu
Banyak pohon yang kayunya dapat dimanfaatkan untuk bahan keras alami. Beberapa macam jenis kayu tersebut di antaranya adalah; albasia, pinus, mahoni, jati, hitam, nangka, kelapa, lame, albasia, sungkai, kamper, meranti, dsb.
Masing-masing kayu memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda. Namun, selain keras kayu juga secara umum memiliki serat atau urat kayu, dan lingkaran tahun yang indah. Kayu bersifat tahan lama dan dapat dibentuk dengan diukir. Sebagian dapat memuai karena perubahan suhu, tidak demikian untuk kayu jati. Ada yang memiliki beban ringan seperti lame dan albasia, ada pula yang berat seperti jati.
2. Bambu
Bambu memiliki batang yang kuat, namun akan terjadi pelapukan jika terkena air secara terus menerus. Berbeda dengan kayu yang utuh, bamboo memiliki rongga kopling di dalamnya, dengan ukuran diameter 1 hingga 20 cm. Sehingga bahan ini dapat dibuat sebagai wadah dalam kerajinan. Bambu jug memiliki ruas batang. yang unik.
Terkadang dalam pembuatan kerajinan, bentuk alami bambu sangat ditonjolkan. Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas. Bambu dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuh.
3. Rotan
Memiliki batang yang kuat, bahkan lebih kuat dari bamboo, terutama pada bagian serat batangnya. Rotan yang dimanfaatkan sebagai kerajinan ada yang berongga dan ada yang tidak. Yang berongga mempunyai ukuran ½ cm hingga 1 cm. Sedangkan yang tidak berongga merupakan bagian dalam dari rotan.
Rotan memiliki ruas batang namun lebih samar dibanding bambu. Tekstur batangnya halus meskipun tidak diamplas. Rotan dapat dipotong berbentuk sayatan ataupun bentuk utuhan. Rotan memiliki bentuk yang panjang bisa mencapai 10 meter karena hidupnya menjalar dan melilit, sedangkan panjangnya selalu bertambah.
Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan bahan tertentu sehingga menjadi keras, dan memiliki sifat kuat dan tahan lama (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 13). Bahan-bahan yang digunakan untuk kerajinan berupa kaleng, kaca, dan sebagainya. Berbagai bahan keras buatan dan karakteristiknya akan dijelaskan pada pemaparan di bawah ini.
1. Kaca
Kaca memiliki wujud yang transparan dan bening. Ketebalannya bervariasi antara 1 mm hingga 2cm tergantung dari kebutuhan. Permukaannya licin dan mengkilap. Jika ingin dilukis maka harus menggunakan cat khusus yang dapat menempel pada permukaan kaca. Kaca dapat dilebur dan dibentuk dalam kondisi panas yang membuat wujudnya menjadi lunak.
2. Logam
Logam terdiri dari berbagai warna, ada yang perak, emas, ada yang kemerahan/kecoklatan, dan juga berwarna perak keabu-abuan. Bentuknya bervariasi, ada yang tebal dan berat, ada pula yang pipih dan tipis serta ringan. Logam mudah terkorosi (berkarat) oleh udara, sehingga tidak jarang dilapisi dengan krom atau lapisan emas murni untuk mengatasinya. Ada pula yang melapisinya dengan cat. Artinya, perawatan pada produk kerajinan logam juga cukup membutuhkan perhatian lebih agar tidak cepat pudar.
Proses Produksi Kerajinan Bahan Keras
Selain memiliki banyak pilihan bahan, teknik yang digunakan untuk menciptakan kerajinan bahan keras juga sangat bervariasi. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk membuat kerajinan bahan keras di antaranya adalah teknik pahat/ukir, cukil, anyam, potong sambung, lukis, batik, tatah, dan sebagainya.
Beragam benda kerajinan dari bahan keras alam dan buatan dapat diciptakan dan dibuat berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan. Semua disesuaikan dengan jenis bahan yang digunakan, kemanfaatan, dan rancangan produk kerajinan.
Oleh karena itu, proses produksi kerajinan bahan keras sangat bergantung pada produk apa yang akan dibuat. Untuk itu, berikut adalah beberapa proses produksi yang meliputi teknik, alat, bahan, dan langkah pembuatan kerajinan bahan keras berdasarkan bahan dan produk yang akan dibuat, dimulai dari kerajinan bahan keras alam.
Kerajinan Bahan Keras Alam
Beberapa proses produksi kerajinan bahan keras alam akan diuraikan secara singkat pada penjelasan di bawah ini, meliputi kerajinan kayu, bambu, dan rotan.
Proses Produksi Kerajinan Kayu
Indonesia memiliki hutan tropis yang banyak menyimpan kekayaan alam kayu terbesar di dunia. Kayu-kayu yang dihasilkan pun banyak macamnya. Di antaranya adalah kayu jati, kayu mahoni, kayu pinus, kayu sawo, kayu hitam, kayu nangka, kayu kelapa, dsb. Produk kerajinan yang dihasilkan dari kayu juga bervariasi, mengikuti teknik pembuatan dan tekstur kayunya.
Bahan Produksi Pembuatan Kerajinan Keras dari Kayu
Bahan utama yang digunakan dalam membuat kerajinan ini adalah kayu. Jenis kayu dapat dipilih dan disesuaikan dengan rancangan. Sehingga pada umumnya, bahan dari pembuatan kerajinan keras dari kayu meliputi:
aneka kayu,
lem kayu, dan
cat kayu.
Alat Produksi Pembuatan Kerajinan Bahan Kayu
Peralatan kerajinan bahan kayu di antaranya; gergaji, pahat, cukil, palu, kuas, amplas, dan beberapa mesin seperti; mesin bubut, mesin pemotong kayu, dsb.
Produk Kerajinan Kayu
Berikut ini adalah beberapa contoh kerajinan kayu yang selalu menjadi andalan Indonesia di setiap event pameran: a. bingkai foto ukir, b. vas bubut dan ukir, c. aneka rumah adat dan kendaraan, dan d. miniatur kendaraan.
Proses Pembuatan Kerajinan Kayu
Teknik yang dapat dilakukan dalam pembuatan kerajinan dari kayu diantaranya adalah teknik ukir, teknik bubut, teknik potong sambung, teknik bor, dan beberapa teknik lainnya. Dari sekian teknik tentunya yang paling sulit adalah teknik ukir, karena mengukir tidak sembarang orang bisa, diperlukan keterampilan yang baik agar hasilnya juga berkualitas dan tidak boros bahan dasar.
Cetak/gambar huruf, motif, atau ornamen yang akan dibuat di atas kayu.
Kayu yang dicetak dipotong dengan gergaji scroll.
Potongan huruf, motif, atau ornamen diberi warna dengan cat kayu glosi (mengkilap) atau dof (tidak mengkilap).
Susun huruf atau ornamen membentuk pajangan papan nama atau karya lainnya sesuai dengan keinginan. Beri lubang dan gantungan tali atau fungsi pajang lainnya.
Ragam Hias dalam Produk Kerajinan Kayu
Indonesia memiliki kekayaan budaya, begitu juga ragam hias Nusantara. Setiap daerah mempunyai ragam hias yang berbeda ciri khas yang satu dengan lainnya. Ragam hias Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang belum dapat disaingi oleh bangsa lain di dunia. Berbagai ragam hias produk kerajinan kayu di Indonesia meliputi:
Ragam hias Toraja (Sulawesi Selatan), masing-masing memiliki nama dan makna simbolis, jika diartikan semua melambangkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan warga Toraja yang harus mematuhi larangan adat dan mencintai alam tempat tinggal.
Ragam hias Jepara (Jawa Tengah), arah gerak garis ukiran yang pasti, mencerminkan adanya keteraturan, kepastian yang sejalan dengan landasan pola berfi kir yang tumbuh didalam masyarakatnya yang mentaati ajaran-ajaran agama.
Ragam hias Padang (Sumatera Barat), ungkapan pepatah Minangkabau “alam takambang jadi guru”, bahwa alam memiliki makna yang mendalam dengan segala bentuk, sifat, serta segala yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai pedoman, ajaran, dan guru.
Ragam hias Papua, Bagi penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya yang selalu berjuang dalam kehidupan yang akan membawanya ke alam kematian.
Kerajinan Keras dari Bambu
Tanaman bambu sejak dahulu telah dibudidayakan di Indonesia, India, dan Bangladesh. Istilah lain untuk bambu adalah buluh, aur, atau eru. Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.500 spesies bambu di dunia, 125 spesies asli tumbuh di Indonesia.
Bahan Pembuatan Kerajinan Bambu
Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan bambu adalah bambu batangan atau pun yang sudah disayat, dan sebagainya. Adapun beberapa jenis tanaman bambu yang dapat dijadikan produk kerajinan adalah; bambu andong, bambu tali, bambu atter, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu cengkoreh, dan lainnya.
Alat Pembuatan Kerajinan Bambu
Alat yang digunakan untuk membuat kerajinan bambu adalah parang, palu, gergaji, pisau raut, tang, tatah, meteran, kuas, bor, dsb.
Produk Kerajinan Bambu
Produk kerajinan dari bahan bambu sudah banyak dibuat orang sejak dahulu kala. Keberadaaan sumber daya alamnya yang melimpah membuat kerajinan dari bahan bambu menduduki nilai jual yang relatif rendah, kecuali produk-produk berkualitas tinggi seperti interior rumah. Beberapa contoh dari kerajinan bambu, meliputi:
sandal dari bambu,
aneka alat rumah tangga,
kap lampu, dan
ranjang/tempat tidur dari bambu.
Proses Pembuatan Kerajinan Bambu
Proses pembuatan kerajinan bambu perlu pengetahuan yang tidak terlalu sulit. Kenali bambu dengan baik, agar ketika dibuat kerajinan, bambu tidak mudah pecah. Adapun cara memilih bambu yang baik untuk digunakan adalah:
Pilihlah bambu yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Setelah ditebang, lalu potong sepanjang dua atau sampai tiga ruas.
Simpan di tempat yang sejuk dan tegakan hingga 5 sampai 6 hari.
Pilihlah bambu yang memiliki ruas paling panjang agar mudah dibentuk kerajinan apa saja.
Di bawah ini merupakan proses pembuatan kerajinan bambu untuk dibuat menjadi kopyah.
Potong kopiah persegi panjang, disambungkan satu sama lainnya. Buat potongan oval untuk tutup. Sambung dengan lem. beri hiasan pinggir.
Kopyah dapat dipadukan dengan berbagai warna. Di dalamnya bisa dimasukkan kopyah hitam dari kain agar lebih nyaman.
Kerajinan Rotan
Rotan atau rattan adalah sejenis tanaman akar-akaran liar yang banyak tumbuh di daerah hutan hujan tropis. Indonesia merupakan salah satu penghasil rotan terbesar di dunia karena hampir 30 % rotan mentah di dunia dihasilkan oleh Indonesia.
Bahan Pembuatan Kerajinan Rotan
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kerajinan rotan adalah rotan, yang terbagi dalam 3 bagian, yakni:
rotan kupasan/ kulit luar (pell) sebagai pengikat atau bahan anyaman,
rotan batang yang langsung dipoles, dan
rotan isi yang biasa disebut dengan fi trit/petrik.
Selain rotan, bahan lain yang dibutuhkan untuk pembuatan kerajinan bahan keras rotan adalah miyak tanah atau belerang untuk pemasakan, pelitur dan cat warna.
Alat Pembuatan Kerajinan Rotan
Alat yang digunakan untuk membuat kerajinan rotan meliputi gunting rotan, palu, alat pembengkok, bor, amplas, gergaji, kompor, kuas cat, dsb.
Produk Kerajinan Rotan
Berbagai kerajinan rotan yang umumnya dibuat umumnya adalah alat-alat perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, tutup lampu, tutup makanan, tempat payung, almari, dan tempat tidur. Namun, beberapa pengrajin juga membuat mainan seperti kuda-kudaan bahkan boks ayunan tempat tidur bayi. Contoh produk rotan lainnya adalah hiasan gerobak becak, aneka tas Kalimantan, dan tas rotan masa kini.
Proses Kerajinan Rotan
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan harus dilakukan pengawetan dan terlindung dari jamur blue stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan, yaitu; pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran sedang/besar dan pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil. Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat peel (kupasan), polis, dan fi trit.
Proses pembuatan anyaman rotan dilakukan beberapa tahapan antara lain:
Pembuatan kerangka, untuk produk ukuran besar seperti kursi, meja, lemari, rak, dan sebagainya dibentuk kerangka menggunakan rotan dengan diameter besar. Dimana dalam proses pembuatan kerangka menggunakan alat pembengkok agar rotan tersebut bisa dilekukkan sesuai dengan model desainnya.
Penganyaman, proses ini bertujuan untuk membentuk produk sesuai desain. Rotan yang digunakan dapat berupa rotan polis yang sudah dibersihkan kulitnya berwarna putih atau kulit rotan.
Pengecatan, yaitu memberikan warna dasar pada produk tersebut dengan menggunakan kuas.
Proses finishing, adalah proses yang merupakan tahap terakhir dalam proses pembuatan produk. Di mana dalam prosesnya yaitu antara lain dengan pengamplasan untuk menghilangkan bulu-bulu rotan. Baru kemudian rotan di vernis atau dipelitur.
Kerajinan Bahan Keras Buatan
Beragam benda kerajinan dari bahan buatan dapat diciptakan dan dibuat berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa kaleng, kaca, logam, dan sebagainya. Teknik yang digunakan juga sangat bervariasi, diantaranya bisa berupa lukis ataupun dipotong dan dirakit, dicor dan teknik lainnya.
Kerajinan Kaca
Kaca dapat dibentuk dengan cara dilukis. Lukis kaca adalah jenis kerajinan yang menampilkan gaya lukisan di atas media kaca. Gaya lukisan yang sering digunakan adalah dekoratif, karena lukisan dibuat dengan banyak elemen hiasan pada setiap ornamen yang digunakan.
Dilihat dari pewarnaan yang sering digunakan, lukis kaca memiliki kecenderungan transparan. Sehingga jika digunakan sebagai penghias ruangan nampak tembus pandang.
Bahan Pembuatan Lukisan Kaca
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan lukis kaca adalah kaca, cat, dan tiner.
Alat Pembuatan Lukis Kaca
Dalam pembuatan produk kerajinan lukis kaca diperlukan alat utama yaitu pena khusus yang berfungsi untuk mengeluarkan tinta outline pada obyek hias pada lukis kaca. Selain itu, alat pembuatan lukisan kaca yang lainnya meliputi: kertas rancangan, pisau kertas, pena kaca, kuas, meja, lap.
Produk Kerajinan Lukis Kaca
Kerajinan lukis kaca tidak hanya dibuat pada kaca dengan bentuk datar saja melainkan juga dalam bentuk cembung atau cekung. Banyak pula yang dilukis di permukaan gelas, piring atau botol. Dengan menggunakan teknik yang berbeda, hasilnya pun unik dan berbeda.
Proses pembuatan kerajinan lukis kaca
Di bawah ini ditampilkan proses pembuatan kerajinan lukis kaca. Tema yang diambil adalah wayang. Tahap-tahapnya sebagai berikut:
Kerajinan Logam
Bahan alam yang termasuk dalam kategori logam juga banyak macamnya, seperti emas, perak, perunggu, aluminium, besi, dan kuningan. Kamu perlu untuk mengetahuinya. Namun berbagai logam ini harus diolah terlebih dahulu, dan sebagian logam akan dicampurkan satu dengan lainnya untuk membuat logam buatan jenis baru yang memiliki berbagai keunggulan tertentu.
Bahan Pembuatan Kerajinan Logam
Bahan utama pembuatan kerajinan logam (besi, aluminium, perunggu, perak, emas, dan timah), biasanya berupa lembaran atau batangan, dan cat warna untuk logam yang tahan lama.
Alat Pembuatan Kerajinan Logam
Alat pembuatan kerajinan logam di antaranya gunting, seng, cetakan, dan kuas.
Contoh Produk Kerajinan Logam
Produk kerajinan logam yang dihasilkan para perajin dibuat dengan cara-cara tradisional. Berbagai produk kerajinan logam yang dibuat biasanya sebagai asesoris, hiasan interior, perabotan rumah tangga dan sebagainya. Produk dari logam awalnya hanya menonjolkan warna aslinya namun ada juga yang diberi cat agar terlihat lebih berbeda. Beberapa contoh produk kerajinan logam lainnya meliputi:
bros,
hiasan gajah,
teko, dan
cangkir.
Proses Pembuatan Kerajinan Logam
Pembuatan kerajinan logam yang dilakukan dengan cara tradisional adalah dengan membentuknya dengan tangan dan bantuan alat sederhana. Di bawah ini disajikan pembuatan kaleng wadah kerupuk yang dibuat dengan desain sederhana dan sudah sejak lama desain tidak berubah namun menjadi unik dan masih banyak dicari orang karena klasiknya.
Kemasan Produk Kerajinan Bahan Keras
Kemasan produk adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan terhadap benda lain. Selain itu, kemasan juga dapat dibuat untuk mempercantik sekaligus memberikan citra (branding) yang lebih baik terhadap produk, sehingga konsumen lebih percaya terhadap kualitas produk.
lakukan kalian kegiatan pengamatan di sekitar tempat tinggal kalian
coba lakukan identifikasi mengenai jenis-jenis kerajinan, kemudian lakukan identifikasi mengenai bahan yang digunakan, produk yang dihasilkan, dan juga muatan nilai apa yang terkandung dalam produk kerajinan tersebut!